MENJADI MANDIRI DAN HARUS MAMPU BERADAPTASI TERHADAP KEBIASAAN BARU KARENA HARUS WORK FROM HOME
STOP! MALAS-MALASAN, MAU JADI APA KEDEPANNYA? MENJADI
MANDIRI DAN HARUS MAMPU BERADAPTASI
Bingung dengan bencana yang tak
terduga ini, tentu bukan kamu saja yang terkejut, semua orang didunia ini yang
terserang Covid-19 juga merasakan hal yang sama.
Bagaimana caranya produktif ditengah pandemi ini ya?
Himbauan pemerintah yang sering
terdengar seperti kata-kata social
distancing, hindari kerumunan, isolasi diri, dan meminimalkan interaksi
tentu menjadi hal yang harus kita patuhi bukan hanya demi kebaikan diri sendiri
tetapi juga demi kebaikan bersama. Himbauan tersebut tentu mengharuskan kita
semua untuk belajar, bekerja, beribadah dan hal-hal lainnya yang dilakukan
cukup dirumah. Sehingga Kepedulian bersama menjadi tugas yang wajib dilakukan
semua orang.
Bingung harus produktif tetapi bosan karena dirumah terus?
Maksimalkan diri dengan
partisipasi melalui gerakan proaktif dengan memanfaatkan hal-hal yang bisa
dilakukan dengan menghiraukan keterbatasan. Open
mind dalam kondisi seperti ini sangat penting, hal ini tentu mempengaruhi
diri dalam membangkitkan semangat menghadapi hal-hal baru atau kebiasaan yang
selama ini bukan menjadi kebiasaan kita. Menghadapi kondisi saat ini dalam close mind akan menjadi hal yang tidak
berguna untuk melakukan apapun dan sampai kapanpun. Cara open mind diri salah satunya dengan adaptasi, karena apapun
kondisinya jika kita berhasil beradaptasi maka menghasilkan hal-hal yang
positif yang berdampak pada diri sendiri untuk mengatasi berbagai kendala
dimasa mendatang. Memasuki kebiasaan baru menjadi tantangan bagi diri sendiri. Beradaptasi
memang membutuhkan proses dengan waktu yang cukup lama agar bisa menyesuaikan
diri dan dapat berpikir jernih kembali, tetapi tentu jangan sampai
berkepanjangan karena dapat menghambat segala rutinitas yang seharusnya
berjalan malah tidak berjalan, apalagi untuk kita yang sedang berproses untuk
mencapai target dan butuh waktu lama untuk mencapainya.
Menghadapi masalah dengan mengatasi
kemampuan diri sebagai bentuk penyesuaian, tentunya kita sadar bahwa pada
dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu menjadi bagian dari
lingkungan tertentu di lingkungan manapun berada dengan harapan dan tuntutan
yang harus selaras dengan dirinya mengingat untuk menghadapi tuntutan
lingkungan yang harus dipenuhi. Apabila individu mampu menyelaraskan dirinya
dengan hal-hal tersebut maka individu tersebut dapat dinyatakan berhasil dalam
menyesuaikan diri sendiri dari lingkungan yang menuntut harus bersikap realistik
dan dewasa. Ditengah pandemi ini dalam menyesuaikan diri tentu individu harus
dapat bersikap mandiri. Ciri kualitas hidup manusia adalah mampu berperan
penting bagi kesuksesan hidup individu dan bangsanya. Individu harus memiliki
kemandirian yang mampu bertanggung jawab terhadap segala hal perubahan
lingkungan dan hidupnya dengan berteguh terhadap diri sendiri dan berani
menghadapi masalah dan segala risiko terhadap pengaruh lingkungan dan
ketergantungan diri pada orang lain. Setiap orang mengalami masalah
dalam mencapai tujuan hidupnya dan terkendala dalam proses menyesuaikan diri
sehingga harus terus menerus merubah atau memperbaharui tujuan hidup agar
sesuai dengan lingkungannya. Bagaimana kita menyesuaikan diri agar efektif?
Berdasarkan konsep penyesuaian diri dapat diukur melalui kemampuan individu
dalam menghadapi lingkungan yang inkonsisten? Perlu kita perhatikan beberapa
aspek dalam menyesuaikan diri dengan cara:
- Membuat persepsi yang akurat terhadap realita untuk menghadapi distorsi di masa mendatang dan menginterpretasikan suatu kejadian
- Kemampuan dalam mengatasi stres dan kecemasan dengan mengakui bahwa untuk tercapainya suatu tujuan akan memberikan arah dan jalan untuk dapat bertahan dari keinginan, kekalahan, rasa frustasi dan stres
- Menilai diri secara positif agar tidak terus terjebak dari hal-hal yang tidak diinginkan sehingga harus selalu memodifikasi penilaian diri baik dari segi positif maupun segi negatif untuk perubahan yang lebih luas dan menjadi lebih baik. Tentu individu harus dapat melihat dan mengakui kelemahan dan kelebihan dirinya secara realistik sehingga dapat mengembangkan potensi diri
- Mampu mengekspresikan perasaan secara menyeluruh terhadap emosi dengan secara terkontrol dan realistik. Namun harus dilakukan dengan sewajarnya karena kontrol yang berlebih mengakibatkan dampak negatif bagi diri dan menyebabkan emosi menjadi semakin tinggi
- Membangun hubungan interpersonal secara baik sehingga dapat menguntungkan satu sama lain
Penyesuaian membutuhkan usaha
dalam penguasaan terhadap diri sendiri, cara lainnya yang perlu kita ketahui
dan siapkan untuk mengembangkan diri adalah konformitas. Sehingga untuk
menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan yang baru terbagi menjadi 3 sudut
pandang yaitu adaptasi, konformitas, dan usaha penguasaan. Konformitas adalah
memberikan diri untuk mengikuti aturan berupa norma yang berlaku di lingkungan
sekitarnya agar terhindar dari perilaku yang menyimpang baik secara moral,
sosial, dan emosional. Jika individu tidak mampu, maka hidupnya dapat terancam.
Sedangkan penguasaan diri berarti kemampuan individu dalam merencanakan dan mengorganisasikan
dirinya sebagai bentuk respon menghadapi konflik, kesulitan, dan frustasi agar
tidak terjadi.
Selanjutnya kapan kita berubah
selain dengan cara berpartisipasi terhadap diri sendiri dan open mind? Yah, jika hanya berbicara
saja tidak akan menghasilkan dampak nyata. Maka dari itu, kita harus beraksi dengan
melakukan hal-hal yang walaupun membosankan seperti harus dilakukan secara
berulang dan dengan segala hal yang serba terbatas. Karena masa depan kamu bergantung
dengan siapa kamu bergaul, apa yang kamu tonton dan kamu baca setiap harinya,
sehingga harus berhati-hati dengan hal-hal yang akan masuk dan dapat
mempengaruhi diri sendiri. Mungkin banyak keluh kesah saat ini, kita boleh memberikan
partisipasi tetapi jangan berlebihan karena semua orang merasakan hal yang sama
saat ini, agar sama-sama berjuang dan membantu secara tidak langsung maka kita
dapat bersama-sama terus berproses ditengah ketidaknyamanan agar terus tumbuh
dan berkembang untuk kapasitas diri di masa depan.
Kita sadari bahwa banyak hal
negatif di dunia ini terhadap perkembangan teknologi, maka dari itu melihat hal
positif juga perlu dilakukan agar hidup menjadi damai dan terus memberikan
hal-hal yang positif. Tantangan sekarang adalah bagaimana kita dapat melihat
celah agar terus berupaya, karena banyak hal positif yang belum kita lakukan
dan perlu dilakukan.
Produktif tetapi dirumah saja? Awalnya
bingung, jadi ikuti arus terlebih dahulu, lama kelamaan kok jadi bosan ya? Jadi
gue lakuin hobi yang sudah lama engga gue lakuian, makin kesini hobinya jadi
malesin karena jadi kaku dan bukan prioritas lagi, jadi beralih ke hobi
lainnya. Karena orangtua gue berpisah, jadi setiap kali gue bosan dirumah
terus, gue lakuin hobi lain yaitu bersepeda untuk mencari suasana baru (bersepedanya
tetap save healthy). Selain itu, gue juga habiskan waktu dengan hal-hal yang
mungkin kurang produktif tetapi setidaknya memberikan sedikit manfaat demi diri
gue sendiri secara perlahan dengan mencari informasi lomba, informasi webinar,
nonton youtobe ilmiah, kalo bosen dan males banget pasti nonton drama, dan
terus cari hal-hal yang sekiranya tidak membosankan dan dapat meningkatkan
kapasitas diri. Jadi intinya selama #dirumahaja gue harus yakin dan harus
selalu ingat bahwa yang menolong diri sendiri adalah gue sendiri, tentunya kalo
mau lebih teratur dan terarah buat schedule, tapi untuk sekarang belum gue
lakuin (masih proses belajar) sehingga you must try to find the best for your
life!
Ambil sisi positif di tengah Work From Home (WFH)
Selama banyaknya aktifitas saat
offline pasti banyak waktu yang “tidak sempat” kita lakukan karena kehabisan
waktu dan energi untuk terus bekerja dan melakukan produktivitas lainnya. Kini
masih bingung harus ngapain ditengah WFH? Ingat, disini kita bisa bekerja lebih
awal atau lebih akhir dengan menggunakan waktu dan energi secara maksimal dan
waktu yang lebih singkat sehingga energi lebih terjaga, kualitas dan kuantitas
pekerjaan yang tidak biasanya diperoleh secara maksimal kini dapat kita
tingkatkan karena waktu yang cukup banyak longgar seperti mengatur jadwal
kerja, jam istirahat, bantu orangtua, dan mengisi kekurangan diri lainnya. Sekarang
kita dapat menjadi lebih peka dan lebih mengkontrol diri terhadap jadwal kerja,
menjadi lebih fokus pada tujuan dan hal-hal lainnya agar tetap terus produktif.
Hal-hal tersebut tentu jarang kita dapatkan di hari-hari normal seperti
biasanya yang dimana energi dan waktu kamu terus digunakan secara ekstra tanpa
memperdulikan hal-hal kecil untuk pertumbuhan diri kamu yang mungkin dibutuhkan
di masa mendatang.
Ingat apa yang anda berikan, akan
anda dapatkan. Jaga imun, jaga iman, dan harus tetap optimis! – Merry Riana
Komentar
Posting Komentar